Sabtu, 11 Januari 2014

“MENIKAH TANPA PACARAN (TA’RUF CINTA) Part III”

ke'esokan harinya para pelajar sudah mulai pergi menuntut ilmu lagi di sekolah. seperti  biasa Uti selalu datang sekolah tepat waktu, berbeda dengan Ega yang sering di hukum karena telat masuk sekolah. “KESIANGAN” alasan yang sering di gunakan Ega ketika di tanya oleh guru piket. Setelah selesai menjalani  hukuman yang di berikan oleh guru piket Ega langsung masuk ke kelas dan duduk di sebelah Uti dengan wajah cemberut.
“kenapa kamu ? kesiangan lagi atau macet ?” tanya uti kepada Ega
“dihukum karena kesiangan” jawab Ega dengan hati berselimutkan kekesalan.
“emang kamu bangun jam berapa ?” tanya Uti penasaran.
“jam setengah tujuh” jawab Ega santai.
“astaghfirullah, berarti kamu ga sholat subuh dong ?” tanya Uti kaget.
“enggak. Gimana sih caranya biar ga telat lagi? kayak kamu yang selalu datang tepat waku” tanya Ega kepada Uti.
“caranya mudah kok, bangun aja ketika subuh, setelah selasai sholat subuh, kamu langsung bergegas untuk berangkat sekolah. Di jamin kamu akan sampai sekolah tepat waktu” Uti mengasih saran kepada Ega.
“tapi bagaimana bisa? suara alarm yang berdering kuat pas di telingaku aja, tidak ku dengar. Gimana lagi suara adzan di mesjid yang jauh dari rumah ? gak bakalan bisa bangun deh kalau subuh.” Jawab Ega sambil mengeluarkan buku dari tasnya.
“yang penting niat kamu Ega, niatkan dalam hati kamu untuk bangun ketika waktu subuh dan melaksanakan sholat subuh, lalu sebelum tidur kamu berdoa kepada allah agar kamu di bangunkan ketika adzan subuh. Pasti kamu bisa bangun.”
“masa sih ? apa bisa Uti ?”
“kamu percayakan dengan allah ?”
“percaya kok percaya. Oke deh besok akan aku coba.”
                Ke’esokan harinya Uti sampai di sekolah jam setengah tujuh, karena hari ini adalah jadwalnya Uti piket, Uti datang lebih awal. Namun ketika Uti sedang menyapu ruangan ada seseorang yang mengagetkan Uti dari belakang
“Doorrrrrr. haha” Ega memukul pundak Uti dari belakang sambil tertawa gembira.
“Astaghfirullah. Ega ! kebiasaan deh kamu” sontak Uti langsung kaget.
“sorry cantik, eh liat deh aku gak telat lagikan. Makasih yaa saran kamu kemarin, ternyata benar apa yang kamu bilang jika kita niatnya dari hati dan berdoa sama allah pasti allah akan kabulkan doa kita” ucap Ega sambil berterima kasih kepada Uti.
“Alhamdulillah deh kalau gitu, iya sama-sama”
                Kebetulan hari ini keluarga Uti pergi ke rumah paman Uti untuk bersilaturahmi, jadi hari ini Uti tidak di jemput oleh Pak Malik, dan Utipun di ajak Ega untuk pulang bersamanya. Ketika jemputan Ega datang, Ega langsung mempersilahkan Uti untuk masuk kedalam mobilnya.
“silahkan tuan putri” canda Ega.
“apa-an sih kamu.” Ucap Uti sambil tertawa kecil.
“hehe, eh Uti orang tua kamu pulangnya kira-kira jam berapa ?” tanya Ega sambil ikut masuk kedalam mobil.
“kata mama tadi kalau sore mereka belum pulang, berarti mereka pulangnya malam, yang jelas ga sampe larut malam.” Jawab Uti sambil merapikan jilbabnya.
“pas banget kalau gitu, kita berenang yuk bareng anak-anak. Kamukan pasti bosan sendirian dirumah” ajak Ega untuk ikut bersamanya.
“berenang ? maaf aku ga bisa ikut. kamu saja deh, aku gapapa dirumah, lagian hari ini aku ada jadwal les privat” Uti menolak ajakan Ega dengan halus.
“kenapa ? kan lesnya bisa besok besok, sekali aja. Ya Uti, mau ya ?” Ega membujuk Uti untuk ikut berenang dengannya.
“kamu taukan di kolam berenang itu banyak sekali pengunjungnya, baik pria maupun wanita. Jika kita berenang pastinya kita menggunakan pakaian yang ketat dan minikan ? secara ga langsung kita itu telanjang di hadapan pria yang bukan mukhrim kita dan itu dosa, maaf deh aku ga ikut” untuk kedua kalinya Uti menolak ajakan Ega.
“ iya juga ya. Yaudah deh aku juga ga mau ikut” Ega langsung berubah pikiran.
“ bagus deh kalau kamu ga jadi ikut berenang, mending kamu ikut les bareng di rumah ku, 3 bulan lagikan kita sudah menghadapi UN(Ujian Nasional)” ajak Uti untuk belajar bersama.
“ide yang bagus tuh, mau dong” Ega menjawab degan senang hati.
                Setelah selesai les, Ega langsung tidur dikamar Uti karena lelah belajar seharian.
“Ega, kamu tidak sholat maghrib dulu ?” tanya Uti kepada Ega.
“gak deh, kamu saja yang sholat. aku capek mau tidur dulu” jawab Ega dengan menutup badannya dengan selimut.
“sholat itu wajib loh, jika kamu tidak sholat nanti di alam kubur kamu akan di siksa oleh binatang berbisa seperti ular, kalajengking, lipan. apa kamu mau ? ” Uti mencoba membujuk Ega untuk sholat maghrib.
"iya Uti, aku tau. tapikan gapapa sekali-sekali aja meninggalkan sholat, lagian beneran aku ngantuk banget" keluh Ega.
Ega, sholat 5 waktu itu wajib, apa lagi kamu sudah dewasa. jika kamu meninggalkan sholat subuh maka Allah akan menenggelamkan kamu kedalam neraka Jahannam selama 60 tahun hitungan akhirat, jika kamu meninggalkan sholat dzuhur maka dosa kamu sama seperti membunuh 1000 orang muslim, jika kamu meninggalkan sholat asar maka dosa kamu sama seperti menghacurkan Ka’bah, jika kamu meninggalkan sholat maghrib maka dosa kamu sama seperti berzina dengan orang tuamu sendiri dan jika kamu meninggalkan sholat isya' maka Allah  tidak lagi ridha’ kamu tinggal dibumi ini dan menggunakan nikmat-nikmatnya dan segala yang kamu gunakan dan kerjakan adalah berdosa. kamu hitung saja sudah berapa kali kamu meninggalkan sholat selama ini, sebanyak itulah hukuman yang akan kamu terima" Uti menasihati Ega.
"hah? yang benar Uti ? aku gak mau menerima hukuman sebanyak itu" sontak Ega langsung terbangun dan pergi ke kamar mandi untuk mengambil air wudu’.
“emangnya aku pernah berbohong ? yaudah aku mau sholat dulu”
“enggak sih, yaudah sholat duluan aja”
Ke’esokan harinya Ega jadi rajin sholat dan tidak pernah telat sekolah, Uti dan Ega juga tidak pernah lagi membuang-buang waktu mereka untuk hal yang tidak penting. Saat ini mereka lebih sering belajar bersama untuk persiapan ujian yang akan mereka hadapi. Ketika ujian UN telah selesai di jalankan kini tibalah saatnya pengumuman kelulusan. Sebelum pengumuman kelulusan di mulai, tengah malam Uti bangun dari tidurnya untuk melaksanakan sholat tahajud, ia berdoa agar dia dan teman-temannya lulus dan nilai yang ia dapatkan sangat sempurna. Ke’esokan harinya tibalah detik-detik yang sangat menegangkan, semua murid-murid datang dengan membawa orang tua mereka masing-masing. Seluruh murid dan orang tua duduk di bangku sambil menunggu giliran di panggil kedepan.

“Pratiwi Mega khairani” tiba saatnya nama Ega di panggil kedepan.
“Iyaa bu “ mama Ega langsung mengambil amplop ke depan kelas dan duduk kembali seperti semula.
“Putri Haq Karim” tidak lama nama Uti juga di panggil oleh wali kelas.
“Iyaa bu” papa Uti langsung berdiri dan mengambil amplop tersebut dan kembali duduk di tempat semula.
“Uti, kita buka bareng-bareng yuk” ajak Ega untuk membuka amplop kelulusan tersebut bersamaan dengan Uti.
“Yuk” Uti meng-iyakan ajakan Ega.
“Satu, Dua, Tiga”
“Bismillahirohman’nirohim”
            Uti dan Ega mulai membuka amplop yang di beri oleh wali kelas mereka, dengan perlahan Uti dan Ega mengambil selembar kertas yang menentukan nasib mereka.
“LULUS, Alhamdulillah. Pa Uti lulus” Uti membaca surat tersebut dengan raut wajah gembira.
“ Ma… Ega lulus. Yeee kita semua lulus” Ega memberitahukan Mamanya dengan wajah gembira.
“Alhamdulillah kita semua lulus yaa” kata Uti kepada Ega.
“iyaa Uti, oh iya… pulang sekolah nanti aku kerumah ya ?”
 “pintu rumah saya selalu terbuka untuk wanita cantik” jawab Uti dengan candaan.
            Setelah selesai melihat pengumuman kelulusan Uti dan Ega langsung pulang, ketika sampai rumah Ega langsung meletakkan tasnya dan mengganti seragamnya dengan baju rumah. Setelah itu Ega langsung pergi kerumah Uti yang jaraknya tidak jauh dari rumahnya.
“Assalammualaikum. Uti”
“wa’alaikumsalam, silahkan masuk cantik” canda Uti.
“hehe, terima kasih tuan putri, bisakah kamu ambilkan makanan dan minuman untuk saya ?” Ega membalas candaan Uti.
“Siap, laksanakan” sambil bercanda, Uti pergi kedapur untuk mengambilkan cemilan dan minuman untuk Ega.
“Terima kasih tuan Putri, kamu baik deh” Ega terus bercanda dengan Uti mungkin karena hari ini dia sangat bahagia karena ia dan sahabatnya telah lulus.
“samasama. Apaan sih Ega”
“hehe. Oh iya jadi ceritanya setelah ini kamu mau lanjut kuliah dimana Uti ?”
“aku ngikut apa kata papa aja, katanya sih kuliah di Islamic University of Madinah yang biasa disebut universitas islam madinah, tepatnya sih di Arab Saudi”.  
“hah ? jauh banget ? kuliah dekat daerah sinikan masih banyak, kenapa mesti jauh-jauh ke Arab ?”
“iya, tapi aku ingin mengetahui lebih detil tentang islam, disana akukan bisa belajar islam lebih dalam lagi”
“kalau kamu pergi ke Arab, terus yang sering nasihati dan ceramahi aku lagi siapa dong ? aku gak mau kita jauh. Kamu jangan kuliah diluar negri dong” Ega membujuk Uti arena ia tidak ingin jauh dari sahabat karibnya itu.
“Ega… kita sama-sama sudah besar. Inilah saatnya kita berjuang untuk meraih masa depan yang cerah, kita gak mungkin terus-terusan bersama. Pastinya kita akan menjalani kehidupan kita masing-masing”
“Tapi Uti, kamu sahabatku yang paling baik, aku gak ingin kita jauh dan kamu lupa sama aku”
“Ega cantik, aku gak akan mungkin lupa sama kamu, kamu itu sahabat aku. Tenang aja deh sebulan sekali aku berusaha untuk ngasih kabar ke kamu” Uti berusaha untuk menenangkan Ega.
“Beneran yaa ?”
“JANJI” Uti berjanji  sambil mengangkat jari kelingkingnya.
“jadi kamu kapan berangkat ke Arab Saudi ?” tanya Ega dengan penuh rasa penasaran.
“kata Papa sih besok” jawab Uti santai.
“hah ? cepat banget kamu perginya ? berarti kamu gak ikut perpisahan disekolah dong ?” tanya Ega dengan kaget.
“iyaa, aku pergi bareng Papa sekalian lihat paman yang sedang sakit. Uda pasti gak ikut perpisahan, sedih sih, tapi mau gimana lagi ?” wajah Uti berubah menjadi sedih.
“yaah. Cepat banget sih kita pisahnya, ga terasa kita akan ngejalani hidup kita masing-masing, gadak lagi yang namanya jalan bareng, main bareng, belajar bareng, ketawa bareng” tanpa sadar Ega meneteskan air matanya mengingat besok ia akan berpisah jauh dari sahabat terdekatnya.
“iya, gak terasa semuanya berjalan dengan cepat. Dari kecil sampai besar kita selalu bersama-sama, nangis bareng, ketawa bareng, apapun yang kita lakukan selalu bareng. Sampai kini tibalah waktu dimana kita harus berpisah, walaupun bukan berpisah untuk selamanya” Uti juga ikut meneteskan air matanya mengingat kenangan yang pernah ia lakukan bersama sahabatnya.
            Tidak terasa hari sudah malam, setelah selesai sholat Isya’ berjama’ah dirumah Uti, Ega meminta izin kepada orang tua Uti untuk menginap dirumahnya sebelum Uti pergi ke Arab. Setelah orang tua Uti mengizinkannya, Ega langsung ikut mempersiapkan barang-barang yang harus di bawa Uti ke Arab, setelah selesai mempersiapkan barang-barang Uti segera mengajak Ega untuk tidur di kamarnya.

            Lalu apakah yang akan terjadi besok dengan keberangkatan Uti ke Arab ? simak lanjutan ceritanya yang berjudul “MENIKAH TANPA PACARAN (TA’RUF CINTA) Part IV”.

NB : Jika ada saran atau komen silahkan, akan saya terima dengan senang hati. Thanks guys :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar