Sabtu, 11 Januari 2014

“MENIKAH TANPA PACARAN (TA’RUF CINTA) Part I”

“CINTA” Lima huruf tersebut pastinya sudah tidak asing lagi di telinga kita, anak muda zaman sekarang sudah terlalu banyak mengumbar kata cinta dengan pasangannya, ada yang bermaksud hanya untuk mendapatkan harta, ada yang bermaksud untuk dapat melampiaskan nafsunya, ada yag bermaksud untuk balas dendam, namun ada juga yang benar benar tulus mencintai pasangannya. Berbagai macam cara yang mereka lakukan untuk menyatakan cinta kepada pasangan mereka, ada yang menyatakan dengan janji atau omong kosong saja dan ada juga yang menyatakannya dengan membuktikan secara langsung kepada pasangannya. Di balik kata “Cinta” terdapat bumbu sebagai perasa yang harus dinikmati oleh orang  yang sedang jatuh cinta, ada rasa jenuh, ada rasa sakit, ada rasa cemburu, ada rasa rindu, dan ada rasa bahagia.
                Namun menurut aku pribadi saat ini cinta tidak ada. Yang ada hanyalah cinta allah kepada hambanya , cinta hamba kepada allah, cinta orang tua kepada anaknya, cinta anak kepada orang tuanya, dan cinta keluarga kepada keluarganya. Selebihnya cinta itu ada ketika wanita dan pria telah halal dan sah menjadi suami istri.

Sebut saja namanya Uti, anak pertama dari dua bersaudara ini sangat giat dalam belajar, sering kali dia lupa waktu makan karena tiap waktunya di sibuki dengan belajar belajar dan terus belajar, namun jerih payah yang ia lakukan setiap hari itu berbuah manis, setiap tahun Uti selalu menjadi juara umum di sekolahnya. Selain pintar dalam pelajaran, Uti memiliki sifat yang sangat baik, ramah, dan sopan. Sholat 5 waktunya juga tidak ketinggalan, kadang jika Uti sempat terbangun tengah malam dia juga suka melaksanakan sholat Tahajud. Selain pintar dan baik pula, parasnya yang cantik dan senyumnya yang manis membuat Uti menjadi wanita idaman para pria. Siapa yang tidak ingin memiliki kekasih seperti Uti wanita cantik, baik, pintar, sholehah, sudah pasti hampir seluruh pria mengharapkan untuk dapat menjadi kekasihnya. Namun meskipun banyak sekali pria yang mendambakan dirinya, tak sedikitpun terlintas dalam benaknya untuk pacaran bahkan dia tidak perduli dengan pria-pria yang mendekatinya, pria ganteng dan kaya sekalipun Uti tetap tidak merespon pria-pria itu. Karena Uti tidak pernah merespon pria-pria yang mendekatnya itu membuat sahabat-sahabatnya heran dan penasaran, sehingga sering kali sahabat-sahabat Uti menanyakan tentang pacar idaman Uti namun Uti selalu mengalihkan pembicaraan.
“Uti, aku boleh nanyak sesuatu ke kamu gak ?” Tanya Ega dengan penasaran
“boleh Ega, mau nanyak apa ? langsung aja” jawab Uti dengan santai
“sebenarnya pacar kamu anak mana sih ? jujur ya”
“Pacar ? dari pada ngomongi pacar mending kamu bantui aku masuki pakaian-pakaian ini ke kardus kardus itu, biar langsung di sumbangkan ke panti” seperti biasa jika ada yang menanyakannya mengenai pacar, Uti langsung mengailhkan pembicaraan.
“Uti ! udahdeh kamu jangan mengalihkan pembicaraan lagi. Ini uda yang kesekian kalinya kamu mengalihkan pembicaraan ketika di tanya mengenai pacar, emangnya kamu ga tertarik sama laki-laki ya ?” Tanya Ega dengan tegas.
“haha Ega..Ega kamu ada-ada aja ya. Ini ya aku tanyak ke kamu, emang apasih untungnya pacaran ? gadak kan? Yang ada malah bikin ga fokus belajar, nilai anjlok, buang-buang waktu, dan nambah-nambah D O S A ! tau !” jawab Uti sambil membereskan pakaian di kamarnya yang akan di sumbangkan ke panti nanti sore
“siapa bilang pacaran gadak untungnya, kamu belum tau sih. Pacaran itu sangat menyenangkan tau ! kita bisa merasakan betapa indah dan nikmatnya saat saat pacaran, apa yang kita mau di turuti, mau beli ini mau beli itu tinggal minta aja pasti di kasih, apa lagi ketika berduaan dengan sang pacar, romantis banget tau ! ” jawab Ega sambil membayangkan pacarnya.
“Nikamat ? Ega..Ega yang merasakan nikamatnya itu laki-laki bukan perempuan. Kamu bisa minta di belikan ini minta di belikan itu dan dia turuti semua kemauan kamu, tapi pastinya kamu juga harus nuruti permitaan diakan, maaf cakap seperti melayani nafsu dia. Kalau tidak kamu turuti pasti dia akan marah besar dan pergi mencari perempuan lain, terus ketika kamu berduaan dengan pacar minimal kamu pasti pegang tangan dia kan? Kamu tau sendiri pegangan tangan dengan yang bukan mukhrim itu dosa” jawab Uti dengan cetus
“Uti..Uti zaman sekarangkan uda biasa kayak gitu, apa lagi cuma pegang tangan doang” Ega langsung menghampiri Uti
“kamu mau ngikuti zaman? Perkembangan zaman itu gadak ada habisnya loh. Apa kamu sanggup ngikuti zaman yang kedepannya makin gak beres !”
“maksud kamu Uti ?” Tanya Ega dengan penasaran.
“Ega. Kamu ini sahabat terdekat ku, uda seharusnya aku mengatakan yang terbaik untuk kamu. Apa lagi kita sesama muslim dan sebagai seorang muslim kita harus saling membantu dan mengingatkan . kitakan sudah dewasa harusnya kamu tau bertatap tatapan dengan orang yang bukan mukhrim  saja itu sudah zina mata, kita menyimpan rasa bahkan sampai memikirkan orang yang bukan mukhrim itu sudah zina hati, lalu membincangkan lawan jenis yang bukan mukhrim dengan perasaan senang itu termasuk zina ucapan, dan berpegangan tangan dengan lawan jenis itu juga termasuk zina tangan. Mungkin bagi kamu berpegangan tangan dengan pacar sudah biasa, tapi kamu tau sendirikan nafsu syahwat laki-laki gampang sekali terpancing apa lagi jika setan datang. Mungkin di tempat ramai dia hanya memegang tangan kamu saja tapi, jika tempat itu sudah sepi setanpun datang dan secara perlahan laki-laki yang bukan mukhrim itu memeluk kamu setelah itu Ke’esokan harinya dia minta izin mencium kening kamu dengan alasan dia sangat menyayangi mu, lalu ke’esokan harinya dia minta izin mencium pipi kamu dan lama-lama turun kebawah. Kamu masih ingatkan kata guru agama, laki-laki itu di kasih pegang tangan minta peluk  di kasih peluk minta cium dan berlanjut sampai dia dapat merasakan tubuh kita dan laki-laki itu di kasih sekali ketagihan mintanya berkali-kali , tau sendirikan mulut laki-laki itu ada bisanya seperti ular yang dapat melumpuhkan mangsanya. ketika dia telah dapat merasakan tubuhmu dia akan meninggalkanmu dan mencari mangsa yang lain. Bayangkan aja deh suatu saat jika kamu punya suami lalu suami kamu menanyakan siapa saja yang telah menjajah tubuh kamu ? apa yang akan kamu katakan? berbohong ? ingat Ega ketika sudah menikah nanti surga itu berada di telapak kaki suami, apa kamu mau jadi istri durhaka karena telah membohongi suami kamu ? lagian mau berbohongpun kamu, dia tetap tau yang sebenarnya. Jika suami yang kamu dapat nanti seorang pria soleh, apa kamu tidak malu dengan apa yang kamu perbuat sebelumnya ? dan apa kamu tidak kasihan dengan orangtua kamu  yang harus menanggung dosa atas apa yang kamu lakukan dengan pacar kamu ? pikirkan itu Ega. Ingat Ega, kita ini seorang muslim harusnya kita menjauh dari apa yang telah dilarang dalam al-quran,  dan menjalankan apa yang menjadi kewajiban kita seperti apa yang ada dalam al-quran juga” Uti menatap Ega sambil menashatinya.
Hampir sepuluh menit Ega tediam setelah mendengar nasihat Uti, menurut dia apa yang di katakan Uti sangatlah benar. Akhirnya dia juga tau kenapa Uti tidak merespon laki-laki yang mendekatinya dan tau kanapa Uti tidak pacaran.
“hey jangan melamun dong, dari pada melamun mending bantui masuki pakaian ini, tinggal satu kardus lagi nih” pinta Uti kepada Ega. Tiap liburan setelah bagi rapot Uti selalu menyumbangkan pakaian kepada panti asuhan yang di urus oleh ustadz Muhammad, untuk mendapatkan pakaian-pakaian tersebut, Uti menitipkan kardus dengan tulisan ‘harap sumbangan pakaiannya untuk anak yatim’ yang ia letak di meja piket sekolahnya.
“oh.. iyaiya siap laksanakan, hehe” saut Ega

Setelah selesai membereskan pakaian yang akan di sumbangkan ke panti, Uti langsung menelpon ustadz Muhammad untuk memastikan beliau berada di panti atau tidak, setelah ia mengetahui bahwa ustadz Muhammad sedang berada di panti. Uti dan Ega langsung pergi ke panti dengan diantar oleh pak Malik supir ayahnya Uti. Perjalanan dari rumah Uti ke Panti tersebut memakan waktu hampir 30 menit. 

Lalu apakah yang akan terjadi ketika Uti, Ega dan pak Malik telah sampai di panti ? simak sambungan ceritanya yang berjudul “MENIKAH TANPA PACARAN (TA’RUF CINTA) Part II”.

Jika ada saran atau komen silahkan, akan saya terima dengan senang hati. thanks guys :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar