Sabtu, 11 Januari 2014

“MENIKAH TANPA PACARAN (TA’RUF CINTA) Part II”

Setelah sampai dipanti tersebut Uti, Ega dan pak Malik mengeluarkan kardus kardus  tersebut dari dalam mobil.
“Assalammualaikum wr. Wb” ucap Uti, Ega dan pak Malik serentak
“Walaikumsalam wr. Wb” jawab ustadz Muhammad dan istrinya yang kebetulan berada di halaman yang sedang berbincang dengan seorang pria .
“Pak… Bu. ini pakaian yang akan kami sumbangkan ke anak-anak panti” kata Uti.
“oh nak Uti sudah sampai, silahkan duduk disini saja ” pak ustadz dan istrinya mempersilahkan Uti, Ega dan Pak Malik untuk duduk
“ada tamu ya Buk de ?” Tanya pria itu ke pada istri ustadz Muhammad
“iya ini namanya Uti datang sama temannya, setiap liburan bagi rapot dia selalu datang kepanti untuk menyumbangkan pakaian yang sudah tidak di gunakan lagi namun masih layak pakai. Kenalkan nak Uti ini keponakan Ibu namanya nak Yusuf ” Istrinya ustadz Muhammad mengenalkan Uti kepada keponaakannya
“iya” jawab Uti sambil menganggugkan kepala, namun matanya tak berani memandang pria yang berada di depannya itu.
“Uti abang itu ganteng kali” bisik Ega sambil melirik pria yang bernama yusuf itu.
“hust jaga mata ” bantah Uti
“iya iyadeh”                                                                                                
“Pak..Bu.  ini Pakaiannya Cuma ada 3 dus, semoga pakaian ini bermanfaat untuk anak-anak panti ”
“Makasih ya nak Uti, pakaian ini pasti bermanfaat sekali untuk mereka” kata pak Ustadz Muhammad
“iya nak uti makasih banyak ya, mereka pasti senang menerima baju yang nak Uti berikan” kata istri pak ustadz
“amin. Yasudah kalau begitu Uti pamit pulang dulu ya Pak ustadz.. Bu uztadzah... Mas Yusuf. Assalammualaikum” Uti pamit pulang sambil menyalami Pak Ustadz dan istrinya
“Ega juga pamit pulang ya Pak..Bu.. bang Yusuf. Bang boleh minta nomer hapenya gak ?” Ega pamit pulang.
“Ega ayoo kita ke mobil” Uti menarik tangan Ega sambil tersenyum kepada Pak ustadz dan istrinya.
“yasudah Pak..Buk.. nak Yusuf saya pamit pulang juga. assalammualaikum” pak Malik juga ikut pamitan pulang
“Wa’alaikumsalam wr. wb” ucap Yusuf, Pak ustadz dan istrinya serentak.
                Uti, Ega, dan Pak Malik masuk kedalam mobil dan langsung pulang kerumah. Ketika diperjalanan  Ega sibuk menanyakan tentang pria yang bernama Yusuf tersebut kepada Uti.
“Uti, bg Yusuf itu siapa sih ? kok ganteng banget aku mau dong di kenali sama dia. Kamu kenapa tadi Cuma diem aja waktu dikenali sama bg Yusuf ? kalo aku jadi kamu, aku bakalan minta nomer Hpnya” kata Ega penasaran
“Ega, emangnya kamu tadi ga dengar apa waktu aku nasehati kamu ? kita itu harus jaga mata, hati dan pikiran kita. Aku dan mas Yusufkan bukan mukhrim jadi ga seharusnya aku berjabat tangan dengan dia, lagian aku baru saja mengenal mas Yusuf.” Jawab Uti sambil kembali menasihati Ega.
“iyaiya maaf deh, aku khilaf. ” saut Ega dengan wajah sedih.
“Uti aku mau nanya deh sama kamu ?” Tanya Ega kepada Uti.
“mau nanya apa ? langsung Tanya aja Ega” jawab Uti degan santai.
“kan kamu tidak pernah merespon laki-laki yang mendekati kamu, apalagi pacaran. Apa kamu tidak bosan atau merasa kesepian gitu ?” Ega bertanya dengan penuh rasa penasaran
“sahabatku yang cantik, ngapai harus merasa kesepian ? kan aku ada kamu sahabatku, aku juga punya keluarga yang sangat menyayangiku, dan allah juga akan tetap berada disampingku. Kalian semua menjadi penyemangat dalam hidupku ” jawab Uti sambil tersenyum.
“lalu jika terjadi apa-apa sama kamu di jalan, apa kamu tidak takut ? kalau kamu punya pacar, diakan bisa antar jemput kamu sekaligus menjaga kamu” Ega bertanya kepadaa Uti.
“tidak ada yang perlu ditakuti didunia ini selagi kita dekat dengan Allah, karena Allah akan melindungi kita dimanapun kita berada. Kitakan tidak berhak mengatur hidup seorang pria yang bukan mukhrim untuk mengantar jemput kita seperti seorang supir, dan apa yakin dia bisa menjaga kita sepenuhnya ? allah itu maha segalanya dialah penguasa langit dan bumi ini, jadi kita harus mendekatkan diri kita kepadanya dan berdoa untuk memohon perlindugan dari-nya, agar kita di lindungi dan jauh dari mara bahaya. ”
“Begitu ya Uti”

                Setelah beberapa lama Uti dan Ega berbincang-bincang, tidak terasa ternyata meraka sudah sampai di komplek Indah Garden,  tempat tinggal Uti dan Ega. Rumah Uti dan Ega bersebelahan, itulah sebabnya Ega dan Uti sangat dekat sekali. Tidak terasa sebentar lagi matahari akan berganti menjadi bulan, Uti bergegas untuk mandi setelah itu menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim yaitu Sholat maghrib. Begitu juga denga Ega, ia langsung pulang ke rumahnya dan bergegas untuk melaksanakan sholat maghrib. Setelah Ega selesai melaksanakan sholat maghrib, ia teringat dengan perkataan Uti sebelumya, ia terus merenungi perkatan-perkataan Uti yang menurutnya sangat benar, Pacaran itu tidak ada untungnya malah banyak negatifnya. Setelah beberapa jam merenungi perkataan Uti, Ega bangkit dari tempat tidurnya dan pergi menuju rak buku untuk meyusun buku-buku yang akan dibawa ke sekolah, karena besok sudah waktunya masuk sekolah lagi dan liburan telah habis.

kira-kira apakah yang akan terjadi di sekolah ? simak lanjutan ceritanya yang berjudul “MENIKAH TANPA PACARAN (TA’RUF CINTA) Part III”.

NB : Jika ada saran atau komen silahkan, akan saya terima dengan senang hati. Thanks guys :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar