Setelah sampai dipanti tersebut
Uti, Ega dan pak Malik mengeluarkan kardus kardus tersebut dari dalam mobil.
“Assalammualaikum wr. Wb” ucap Uti, Ega dan pak Malik
serentak
“Walaikumsalam wr. Wb” jawab ustadz Muhammad dan istrinya
yang kebetulan berada di halaman yang sedang berbincang dengan seorang pria .
“Pak… Bu. ini pakaian yang akan kami sumbangkan ke anak-anak
panti” kata Uti.
“oh nak Uti sudah sampai, silahkan duduk disini saja ” pak
ustadz dan istrinya mempersilahkan Uti, Ega dan Pak Malik untuk duduk
“ada tamu ya Buk de ?” Tanya pria itu ke pada istri ustadz
Muhammad
“iya ini namanya Uti datang sama temannya, setiap liburan
bagi rapot dia selalu datang kepanti untuk menyumbangkan pakaian yang sudah
tidak di gunakan lagi namun masih layak pakai. Kenalkan nak Uti ini keponakan
Ibu namanya nak Yusuf ” Istrinya ustadz Muhammad mengenalkan Uti kepada
keponaakannya
“iya” jawab Uti sambil menganggugkan kepala, namun matanya
tak berani memandang pria yang berada di depannya itu.
“Uti abang itu ganteng kali” bisik Ega sambil melirik pria
yang bernama yusuf itu.
“hust jaga mata ” bantah Uti
“iya iyadeh”
“Pak..Bu. ini
Pakaiannya Cuma ada 3 dus, semoga pakaian ini bermanfaat untuk anak-anak panti
”
“Makasih ya nak Uti, pakaian ini pasti bermanfaat sekali
untuk mereka” kata pak Ustadz Muhammad
“iya nak uti makasih banyak ya, mereka pasti senang menerima
baju yang nak Uti berikan” kata istri pak ustadz
“amin. Yasudah kalau begitu Uti pamit pulang dulu ya Pak
ustadz.. Bu uztadzah... Mas Yusuf. Assalammualaikum” Uti pamit pulang sambil
menyalami Pak Ustadz dan istrinya
“Ega juga pamit pulang ya Pak..Bu.. bang Yusuf. Bang boleh
minta nomer hapenya gak ?” Ega pamit pulang.
“Ega ayoo kita ke mobil” Uti menarik tangan Ega sambil
tersenyum kepada Pak ustadz dan istrinya.
“yasudah Pak..Buk.. nak Yusuf saya pamit pulang juga.
assalammualaikum” pak Malik juga ikut pamitan pulang
“Wa’alaikumsalam wr. wb” ucap Yusuf, Pak ustadz dan istrinya serentak.
“Wa’alaikumsalam wr. wb” ucap Yusuf, Pak ustadz dan istrinya serentak.
Uti,
Ega, dan Pak Malik masuk kedalam mobil dan langsung pulang kerumah. Ketika
diperjalanan Ega sibuk menanyakan
tentang pria yang bernama Yusuf tersebut kepada Uti.
“Uti, bg Yusuf itu siapa sih ? kok ganteng banget aku mau
dong di kenali sama dia. Kamu kenapa tadi Cuma diem aja waktu dikenali sama bg
Yusuf ? kalo aku jadi kamu, aku bakalan minta nomer Hpnya” kata Ega penasaran
“Ega, emangnya kamu tadi ga dengar apa waktu aku nasehati
kamu ? kita itu harus jaga mata, hati dan pikiran kita. Aku dan mas Yusufkan
bukan mukhrim jadi ga seharusnya aku berjabat tangan dengan dia, lagian aku
baru saja mengenal mas Yusuf.” Jawab Uti sambil kembali menasihati Ega.
“iyaiya maaf deh, aku khilaf. ” saut Ega dengan wajah sedih.
“Uti aku mau nanya deh sama kamu ?” Tanya Ega kepada Uti.
“mau nanya apa ? langsung Tanya aja Ega” jawab Uti degan
santai.
“kan kamu tidak pernah merespon laki-laki yang mendekati
kamu, apalagi pacaran. Apa kamu tidak bosan atau merasa kesepian gitu ?” Ega
bertanya dengan penuh rasa penasaran
“sahabatku yang cantik, ngapai harus merasa kesepian ? kan
aku ada kamu sahabatku, aku juga punya keluarga yang sangat menyayangiku, dan
allah juga akan tetap berada disampingku. Kalian semua menjadi penyemangat
dalam hidupku ” jawab Uti sambil tersenyum.
“lalu jika terjadi apa-apa sama kamu di jalan, apa kamu
tidak takut ? kalau kamu punya pacar, diakan bisa antar jemput kamu sekaligus
menjaga kamu” Ega bertanya kepadaa Uti.
“tidak ada yang perlu ditakuti didunia ini selagi kita dekat
dengan Allah, karena Allah akan melindungi kita dimanapun kita berada. Kitakan
tidak berhak mengatur hidup seorang pria yang bukan mukhrim untuk mengantar
jemput kita seperti seorang supir, dan apa yakin dia bisa menjaga kita sepenuhnya
? allah itu maha segalanya dialah penguasa langit dan bumi ini, jadi kita harus
mendekatkan diri kita kepadanya dan berdoa untuk memohon perlindugan dari-nya,
agar kita di lindungi dan jauh dari mara bahaya. ”
“Begitu ya Uti”
Setelah
beberapa lama Uti dan Ega berbincang-bincang, tidak terasa ternyata meraka
sudah sampai di komplek Indah Garden,
tempat tinggal Uti dan Ega. Rumah Uti dan Ega bersebelahan, itulah
sebabnya Ega dan Uti sangat dekat sekali. Tidak terasa sebentar lagi matahari
akan berganti menjadi bulan, Uti bergegas untuk mandi setelah itu menjalankan
kewajibannya sebagai seorang muslim yaitu Sholat maghrib. Begitu juga denga
Ega, ia langsung pulang ke rumahnya dan bergegas untuk melaksanakan sholat
maghrib. Setelah Ega selesai melaksanakan sholat maghrib, ia teringat dengan
perkataan Uti sebelumya, ia terus merenungi perkatan-perkataan Uti yang
menurutnya sangat benar, Pacaran itu tidak ada untungnya malah banyak
negatifnya. Setelah beberapa jam merenungi perkataan Uti, Ega bangkit dari tempat
tidurnya dan pergi menuju rak buku untuk meyusun buku-buku yang akan dibawa ke sekolah, karena besok sudah waktunya masuk sekolah lagi dan liburan telah habis.
kira-kira apakah yang akan terjadi di sekolah ? simak lanjutan ceritanya yang berjudul “MENIKAH TANPA PACARAN (TA’RUF CINTA) Part III”.
NB : Jika ada saran atau komen silahkan, akan saya terima dengan senang hati. Thanks guys :)
NB : Jika ada saran atau komen silahkan, akan saya terima dengan senang hati. Thanks guys :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar