ke'esokan
harinya para pelajar sudah mulai pergi menuntut ilmu lagi di sekolah.
seperti biasa Uti selalu datang sekolah tepat waktu, berbeda dengan Ega
yang sering di hukum karena telat masuk sekolah. “KESIANGAN” alasan yang sering
di gunakan Ega ketika di tanya oleh guru piket. Setelah selesai menjalani
hukuman yang di berikan oleh guru piket Ega langsung masuk ke kelas dan duduk
di sebelah Uti dengan wajah cemberut.
“kenapa
kamu ? kesiangan lagi atau macet ?” tanya uti kepada Ega
“dihukum
karena kesiangan” jawab Ega dengan hati berselimutkan kekesalan.
“emang
kamu bangun jam berapa ?” tanya Uti penasaran.
“jam
setengah tujuh” jawab Ega santai.
“astaghfirullah,
berarti kamu ga sholat subuh dong ?” tanya Uti kaget.
“enggak.
Gimana sih caranya biar ga telat lagi? kayak kamu yang selalu datang tepat
waku” tanya Ega kepada Uti.
“caranya
mudah kok, bangun aja ketika subuh, setelah selasai sholat subuh, kamu langsung
bergegas untuk berangkat sekolah. Di jamin kamu akan sampai sekolah tepat
waktu” Uti mengasih saran kepada Ega.
“tapi
bagaimana bisa? suara alarm yang berdering kuat pas di telingaku aja, tidak ku
dengar. Gimana lagi suara adzan di mesjid yang jauh dari rumah ? gak bakalan
bisa bangun deh kalau subuh.” Jawab Ega sambil mengeluarkan buku dari tasnya.
“yang
penting niat kamu Ega, niatkan dalam hati kamu untuk bangun ketika waktu subuh
dan melaksanakan sholat subuh, lalu sebelum tidur kamu berdoa kepada allah agar
kamu di bangunkan ketika adzan subuh. Pasti kamu bisa bangun.”
“masa
sih ? apa bisa Uti ?”
“kamu
percayakan dengan allah ?”
“percaya
kok percaya. Oke deh besok akan aku coba.”
Ke’esokan harinya Uti sampai di sekolah jam setengah tujuh, karena hari ini
adalah jadwalnya Uti piket, Uti datang lebih awal. Namun ketika Uti sedang
menyapu ruangan ada seseorang yang mengagetkan Uti dari belakang
“Doorrrrrr.
haha” Ega memukul pundak Uti dari belakang sambil tertawa gembira.
“Astaghfirullah.
Ega ! kebiasaan deh kamu” sontak Uti langsung kaget.
“sorry
cantik, eh liat deh aku gak telat lagikan. Makasih yaa saran kamu kemarin,
ternyata benar apa yang kamu bilang jika kita niatnya dari hati dan berdoa sama
allah pasti allah akan kabulkan doa kita” ucap Ega sambil berterima kasih
kepada Uti.
“Alhamdulillah
deh kalau gitu, iya sama-sama”
Kebetulan hari ini keluarga Uti pergi ke rumah paman Uti untuk bersilaturahmi,
jadi hari ini Uti tidak di jemput oleh Pak Malik, dan Utipun di ajak Ega untuk
pulang bersamanya. Ketika jemputan Ega datang, Ega langsung mempersilahkan Uti
untuk masuk kedalam mobilnya.
“silahkan
tuan putri” canda Ega.
“apa-an
sih kamu.” Ucap Uti sambil tertawa kecil.
“hehe,
eh Uti orang tua kamu pulangnya kira-kira jam berapa ?” tanya Ega sambil ikut
masuk kedalam mobil.
“kata
mama tadi kalau sore mereka belum pulang, berarti mereka pulangnya malam, yang
jelas ga sampe larut malam.” Jawab Uti sambil merapikan jilbabnya.
“pas
banget kalau gitu, kita berenang yuk bareng anak-anak. Kamukan pasti bosan
sendirian dirumah” ajak Ega untuk ikut bersamanya.
“berenang
? maaf aku ga bisa ikut. kamu saja deh, aku gapapa dirumah, lagian hari ini aku
ada jadwal les privat” Uti menolak ajakan Ega dengan halus.
“kenapa
? kan lesnya bisa besok besok, sekali aja. Ya Uti, mau ya ?” Ega membujuk Uti
untuk ikut berenang dengannya.
“kamu
taukan di kolam berenang itu banyak sekali pengunjungnya, baik pria maupun
wanita. Jika kita berenang pastinya kita menggunakan pakaian yang ketat dan
minikan ? secara ga langsung kita itu telanjang di hadapan pria yang bukan
mukhrim kita dan itu dosa, maaf deh aku ga ikut” untuk kedua kalinya Uti
menolak ajakan Ega.
“ iya juga ya. Yaudah deh aku juga ga mau ikut” Ega langsung berubah pikiran.
“ iya juga ya. Yaudah deh aku juga ga mau ikut” Ega langsung berubah pikiran.
“
bagus deh kalau kamu ga jadi ikut berenang, mending kamu ikut les bareng di
rumah ku, 3 bulan lagikan kita sudah menghadapi UN(Ujian Nasional)” ajak Uti
untuk belajar bersama.
“ide
yang bagus tuh, mau dong” Ega menjawab degan senang hati.
Setelah selesai les, Ega langsung tidur dikamar Uti karena lelah belajar
seharian.
“Ega,
kamu tidak sholat maghrib dulu ?” tanya Uti kepada Ega.
“gak
deh, kamu saja yang sholat. aku capek mau tidur dulu” jawab Ega dengan menutup
badannya dengan selimut.
“sholat
itu wajib loh, jika kamu tidak sholat nanti di alam kubur kamu akan di siksa
oleh binatang berbisa seperti ular, kalajengking, lipan. apa kamu mau ? ” Uti
mencoba membujuk Ega untuk sholat maghrib.
"iya
Uti, aku tau. tapikan gapapa sekali-sekali aja meninggalkan sholat, lagian
beneran aku ngantuk banget" keluh Ega.
Ega,
sholat 5 waktu itu wajib, apa lagi kamu sudah dewasa. jika kamu meninggalkan
sholat subuh maka Allah akan menenggelamkan kamu kedalam neraka Jahannam selama
60 tahun hitungan akhirat, jika kamu meninggalkan sholat dzuhur maka dosa kamu
sama seperti membunuh 1000 orang muslim, jika kamu meninggalkan sholat asar
maka dosa kamu sama seperti menghacurkan Ka’bah, jika kamu meninggalkan sholat
maghrib maka dosa kamu sama seperti berzina dengan orang tuamu sendiri dan jika
kamu meninggalkan sholat isya' maka Allah tidak lagi ridha’ kamu tinggal
dibumi ini dan menggunakan nikmat-nikmatnya dan segala yang kamu gunakan dan
kerjakan adalah berdosa. kamu hitung saja sudah berapa kali kamu meninggalkan
sholat selama ini, sebanyak itulah hukuman yang akan kamu terima" Uti
menasihati Ega.
"hah?
yang benar Uti ? aku gak mau menerima hukuman sebanyak itu" sontak Ega
langsung terbangun dan pergi ke kamar mandi untuk mengambil air wudu’.
“emangnya
aku pernah berbohong ? yaudah aku mau sholat dulu”
“enggak sih, yaudah sholat duluan aja”
Ke’esokan
harinya Ega jadi rajin sholat dan tidak pernah telat sekolah, Uti dan Ega juga
tidak pernah lagi membuang-buang waktu mereka untuk hal yang tidak penting.
Saat ini mereka lebih sering belajar bersama untuk persiapan ujian yang akan
mereka hadapi. Ketika ujian UN telah selesai di jalankan kini tibalah saatnya
pengumuman kelulusan. Sebelum pengumuman kelulusan di mulai, tengah malam Uti
bangun dari tidurnya untuk melaksanakan sholat tahajud, ia berdoa agar dia dan
teman-temannya lulus dan nilai yang ia dapatkan sangat sempurna. Ke’esokan
harinya tibalah detik-detik yang sangat menegangkan, semua murid-murid datang
dengan membawa orang tua mereka masing-masing. Seluruh murid dan orang tua
duduk di bangku sambil menunggu giliran di panggil kedepan.
“Pratiwi
Mega khairani” tiba saatnya nama Ega di panggil kedepan.
“Iyaa
bu “ mama Ega langsung mengambil amplop ke depan kelas dan duduk kembali
seperti semula.
“Putri
Haq Karim” tidak lama nama Uti juga di panggil oleh wali kelas.
“Iyaa
bu” papa Uti langsung berdiri dan mengambil amplop tersebut dan kembali duduk
di tempat semula.
“Uti,
kita buka bareng-bareng yuk” ajak Ega untuk membuka amplop kelulusan tersebut
bersamaan dengan Uti.
“Yuk”
Uti meng-iyakan ajakan Ega.
“Satu,
Dua, Tiga”
“Bismillahirohman’nirohim”
Uti dan Ega mulai membuka amplop yang
di beri oleh wali kelas mereka, dengan perlahan Uti dan Ega mengambil selembar
kertas yang menentukan nasib mereka.
“LULUS, Alhamdulillah. Pa Uti lulus” Uti membaca
surat tersebut dengan raut wajah gembira.
“ Ma… Ega lulus. Yeee kita semua lulus” Ega
memberitahukan Mamanya dengan wajah gembira.
“Alhamdulillah kita semua lulus yaa” kata Uti kepada
Ega.
“iyaa Uti, oh iya… pulang sekolah nanti aku kerumah
ya ?”
“pintu rumah
saya selalu terbuka untuk wanita cantik” jawab Uti dengan candaan.
Setelah
selesai melihat pengumuman kelulusan Uti dan Ega langsung pulang, ketika sampai
rumah Ega langsung meletakkan tasnya dan mengganti seragamnya dengan baju
rumah. Setelah itu Ega langsung pergi kerumah Uti yang jaraknya tidak jauh dari
rumahnya.
“Assalammualaikum. Uti”
“wa’alaikumsalam, silahkan masuk cantik” canda Uti.
“hehe, terima kasih tuan putri, bisakah kamu ambilkan
makanan dan minuman untuk saya ?” Ega membalas candaan Uti.
“Siap, laksanakan” sambil bercanda, Uti pergi kedapur
untuk mengambilkan cemilan dan minuman untuk Ega.
“Terima kasih tuan Putri, kamu baik deh” Ega terus
bercanda dengan Uti mungkin karena hari ini dia sangat bahagia karena ia dan
sahabatnya telah lulus.
“samasama. Apaan sih Ega”
“hehe. Oh iya jadi ceritanya setelah ini kamu mau
lanjut kuliah dimana Uti ?”
“aku ngikut apa kata papa aja, katanya sih kuliah di
Islamic University of Madinah yang biasa disebut universitas islam madinah,
tepatnya sih di Arab Saudi”.
“hah ? jauh banget ? kuliah dekat daerah sinikan
masih banyak, kenapa mesti jauh-jauh ke Arab ?”
“iya, tapi aku ingin mengetahui lebih detil tentang
islam, disana akukan bisa belajar islam lebih dalam lagi”
“kalau kamu pergi ke Arab, terus yang sering nasihati
dan ceramahi aku lagi siapa dong ? aku gak mau kita jauh. Kamu jangan kuliah
diluar negri dong” Ega membujuk Uti arena ia tidak ingin jauh dari sahabat
karibnya itu.
“Ega… kita sama-sama sudah besar. Inilah saatnya kita
berjuang untuk meraih masa depan yang cerah, kita gak mungkin terus-terusan
bersama. Pastinya kita akan menjalani kehidupan kita masing-masing”
“Tapi Uti, kamu sahabatku yang paling baik, aku gak
ingin kita jauh dan kamu lupa sama aku”
“Ega cantik, aku gak akan mungkin lupa sama kamu,
kamu itu sahabat aku. Tenang aja deh sebulan sekali aku berusaha untuk ngasih
kabar ke kamu” Uti berusaha untuk menenangkan Ega.
“Beneran yaa ?”
“JANJI” Uti berjanji
sambil mengangkat jari kelingkingnya.
“jadi kamu kapan berangkat ke Arab Saudi ?” tanya Ega
dengan penuh rasa penasaran.
“kata Papa sih besok” jawab Uti santai.
“hah ? cepat banget kamu perginya ? berarti kamu gak
ikut perpisahan disekolah dong ?” tanya Ega dengan kaget.
“iyaa, aku pergi bareng Papa sekalian lihat paman
yang sedang sakit. Uda pasti gak ikut perpisahan, sedih sih, tapi mau gimana
lagi ?” wajah Uti berubah menjadi sedih.
“yaah. Cepat banget sih kita pisahnya, ga terasa kita
akan ngejalani hidup kita masing-masing, gadak lagi yang namanya jalan bareng,
main bareng, belajar bareng, ketawa bareng” tanpa sadar Ega meneteskan air
matanya mengingat besok ia akan berpisah jauh dari sahabat terdekatnya.
“iya, gak terasa semuanya berjalan dengan cepat. Dari
kecil sampai besar kita selalu bersama-sama, nangis bareng, ketawa bareng,
apapun yang kita lakukan selalu bareng. Sampai kini tibalah waktu dimana kita
harus berpisah, walaupun bukan berpisah untuk selamanya” Uti juga ikut
meneteskan air matanya mengingat kenangan yang pernah ia lakukan bersama
sahabatnya.
Tidak
terasa hari sudah malam, setelah selesai sholat Isya’ berjama’ah dirumah Uti,
Ega meminta izin kepada orang tua Uti untuk menginap dirumahnya sebelum Uti
pergi ke Arab. Setelah orang tua Uti mengizinkannya, Ega langsung ikut
mempersiapkan barang-barang yang harus di bawa Uti ke Arab, setelah selesai
mempersiapkan barang-barang Uti segera mengajak Ega untuk tidur di kamarnya.
Lalu
apakah yang akan terjadi besok dengan keberangkatan Uti ke Arab ? simak lanjutan ceritanya yang berjudul “MENIKAH TANPA PACARAN (TA’RUF CINTA) Part IV”.
NB : Jika ada saran atau komen silahkan, akan saya terima dengan senang hati. Thanks guys :)