Sabtu, 11 Januari 2014

“MENIKAH TANPA PACARAN (TA’RUF CINTA) Part III”

ke'esokan harinya para pelajar sudah mulai pergi menuntut ilmu lagi di sekolah. seperti  biasa Uti selalu datang sekolah tepat waktu, berbeda dengan Ega yang sering di hukum karena telat masuk sekolah. “KESIANGAN” alasan yang sering di gunakan Ega ketika di tanya oleh guru piket. Setelah selesai menjalani  hukuman yang di berikan oleh guru piket Ega langsung masuk ke kelas dan duduk di sebelah Uti dengan wajah cemberut.
“kenapa kamu ? kesiangan lagi atau macet ?” tanya uti kepada Ega
“dihukum karena kesiangan” jawab Ega dengan hati berselimutkan kekesalan.
“emang kamu bangun jam berapa ?” tanya Uti penasaran.
“jam setengah tujuh” jawab Ega santai.
“astaghfirullah, berarti kamu ga sholat subuh dong ?” tanya Uti kaget.
“enggak. Gimana sih caranya biar ga telat lagi? kayak kamu yang selalu datang tepat waku” tanya Ega kepada Uti.
“caranya mudah kok, bangun aja ketika subuh, setelah selasai sholat subuh, kamu langsung bergegas untuk berangkat sekolah. Di jamin kamu akan sampai sekolah tepat waktu” Uti mengasih saran kepada Ega.
“tapi bagaimana bisa? suara alarm yang berdering kuat pas di telingaku aja, tidak ku dengar. Gimana lagi suara adzan di mesjid yang jauh dari rumah ? gak bakalan bisa bangun deh kalau subuh.” Jawab Ega sambil mengeluarkan buku dari tasnya.
“yang penting niat kamu Ega, niatkan dalam hati kamu untuk bangun ketika waktu subuh dan melaksanakan sholat subuh, lalu sebelum tidur kamu berdoa kepada allah agar kamu di bangunkan ketika adzan subuh. Pasti kamu bisa bangun.”
“masa sih ? apa bisa Uti ?”
“kamu percayakan dengan allah ?”
“percaya kok percaya. Oke deh besok akan aku coba.”
                Ke’esokan harinya Uti sampai di sekolah jam setengah tujuh, karena hari ini adalah jadwalnya Uti piket, Uti datang lebih awal. Namun ketika Uti sedang menyapu ruangan ada seseorang yang mengagetkan Uti dari belakang
“Doorrrrrr. haha” Ega memukul pundak Uti dari belakang sambil tertawa gembira.
“Astaghfirullah. Ega ! kebiasaan deh kamu” sontak Uti langsung kaget.
“sorry cantik, eh liat deh aku gak telat lagikan. Makasih yaa saran kamu kemarin, ternyata benar apa yang kamu bilang jika kita niatnya dari hati dan berdoa sama allah pasti allah akan kabulkan doa kita” ucap Ega sambil berterima kasih kepada Uti.
“Alhamdulillah deh kalau gitu, iya sama-sama”
                Kebetulan hari ini keluarga Uti pergi ke rumah paman Uti untuk bersilaturahmi, jadi hari ini Uti tidak di jemput oleh Pak Malik, dan Utipun di ajak Ega untuk pulang bersamanya. Ketika jemputan Ega datang, Ega langsung mempersilahkan Uti untuk masuk kedalam mobilnya.
“silahkan tuan putri” canda Ega.
“apa-an sih kamu.” Ucap Uti sambil tertawa kecil.
“hehe, eh Uti orang tua kamu pulangnya kira-kira jam berapa ?” tanya Ega sambil ikut masuk kedalam mobil.
“kata mama tadi kalau sore mereka belum pulang, berarti mereka pulangnya malam, yang jelas ga sampe larut malam.” Jawab Uti sambil merapikan jilbabnya.
“pas banget kalau gitu, kita berenang yuk bareng anak-anak. Kamukan pasti bosan sendirian dirumah” ajak Ega untuk ikut bersamanya.
“berenang ? maaf aku ga bisa ikut. kamu saja deh, aku gapapa dirumah, lagian hari ini aku ada jadwal les privat” Uti menolak ajakan Ega dengan halus.
“kenapa ? kan lesnya bisa besok besok, sekali aja. Ya Uti, mau ya ?” Ega membujuk Uti untuk ikut berenang dengannya.
“kamu taukan di kolam berenang itu banyak sekali pengunjungnya, baik pria maupun wanita. Jika kita berenang pastinya kita menggunakan pakaian yang ketat dan minikan ? secara ga langsung kita itu telanjang di hadapan pria yang bukan mukhrim kita dan itu dosa, maaf deh aku ga ikut” untuk kedua kalinya Uti menolak ajakan Ega.
“ iya juga ya. Yaudah deh aku juga ga mau ikut” Ega langsung berubah pikiran.
“ bagus deh kalau kamu ga jadi ikut berenang, mending kamu ikut les bareng di rumah ku, 3 bulan lagikan kita sudah menghadapi UN(Ujian Nasional)” ajak Uti untuk belajar bersama.
“ide yang bagus tuh, mau dong” Ega menjawab degan senang hati.
                Setelah selesai les, Ega langsung tidur dikamar Uti karena lelah belajar seharian.
“Ega, kamu tidak sholat maghrib dulu ?” tanya Uti kepada Ega.
“gak deh, kamu saja yang sholat. aku capek mau tidur dulu” jawab Ega dengan menutup badannya dengan selimut.
“sholat itu wajib loh, jika kamu tidak sholat nanti di alam kubur kamu akan di siksa oleh binatang berbisa seperti ular, kalajengking, lipan. apa kamu mau ? ” Uti mencoba membujuk Ega untuk sholat maghrib.
"iya Uti, aku tau. tapikan gapapa sekali-sekali aja meninggalkan sholat, lagian beneran aku ngantuk banget" keluh Ega.
Ega, sholat 5 waktu itu wajib, apa lagi kamu sudah dewasa. jika kamu meninggalkan sholat subuh maka Allah akan menenggelamkan kamu kedalam neraka Jahannam selama 60 tahun hitungan akhirat, jika kamu meninggalkan sholat dzuhur maka dosa kamu sama seperti membunuh 1000 orang muslim, jika kamu meninggalkan sholat asar maka dosa kamu sama seperti menghacurkan Ka’bah, jika kamu meninggalkan sholat maghrib maka dosa kamu sama seperti berzina dengan orang tuamu sendiri dan jika kamu meninggalkan sholat isya' maka Allah  tidak lagi ridha’ kamu tinggal dibumi ini dan menggunakan nikmat-nikmatnya dan segala yang kamu gunakan dan kerjakan adalah berdosa. kamu hitung saja sudah berapa kali kamu meninggalkan sholat selama ini, sebanyak itulah hukuman yang akan kamu terima" Uti menasihati Ega.
"hah? yang benar Uti ? aku gak mau menerima hukuman sebanyak itu" sontak Ega langsung terbangun dan pergi ke kamar mandi untuk mengambil air wudu’.
“emangnya aku pernah berbohong ? yaudah aku mau sholat dulu”
“enggak sih, yaudah sholat duluan aja”
Ke’esokan harinya Ega jadi rajin sholat dan tidak pernah telat sekolah, Uti dan Ega juga tidak pernah lagi membuang-buang waktu mereka untuk hal yang tidak penting. Saat ini mereka lebih sering belajar bersama untuk persiapan ujian yang akan mereka hadapi. Ketika ujian UN telah selesai di jalankan kini tibalah saatnya pengumuman kelulusan. Sebelum pengumuman kelulusan di mulai, tengah malam Uti bangun dari tidurnya untuk melaksanakan sholat tahajud, ia berdoa agar dia dan teman-temannya lulus dan nilai yang ia dapatkan sangat sempurna. Ke’esokan harinya tibalah detik-detik yang sangat menegangkan, semua murid-murid datang dengan membawa orang tua mereka masing-masing. Seluruh murid dan orang tua duduk di bangku sambil menunggu giliran di panggil kedepan.

“Pratiwi Mega khairani” tiba saatnya nama Ega di panggil kedepan.
“Iyaa bu “ mama Ega langsung mengambil amplop ke depan kelas dan duduk kembali seperti semula.
“Putri Haq Karim” tidak lama nama Uti juga di panggil oleh wali kelas.
“Iyaa bu” papa Uti langsung berdiri dan mengambil amplop tersebut dan kembali duduk di tempat semula.
“Uti, kita buka bareng-bareng yuk” ajak Ega untuk membuka amplop kelulusan tersebut bersamaan dengan Uti.
“Yuk” Uti meng-iyakan ajakan Ega.
“Satu, Dua, Tiga”
“Bismillahirohman’nirohim”
            Uti dan Ega mulai membuka amplop yang di beri oleh wali kelas mereka, dengan perlahan Uti dan Ega mengambil selembar kertas yang menentukan nasib mereka.
“LULUS, Alhamdulillah. Pa Uti lulus” Uti membaca surat tersebut dengan raut wajah gembira.
“ Ma… Ega lulus. Yeee kita semua lulus” Ega memberitahukan Mamanya dengan wajah gembira.
“Alhamdulillah kita semua lulus yaa” kata Uti kepada Ega.
“iyaa Uti, oh iya… pulang sekolah nanti aku kerumah ya ?”
 “pintu rumah saya selalu terbuka untuk wanita cantik” jawab Uti dengan candaan.
            Setelah selesai melihat pengumuman kelulusan Uti dan Ega langsung pulang, ketika sampai rumah Ega langsung meletakkan tasnya dan mengganti seragamnya dengan baju rumah. Setelah itu Ega langsung pergi kerumah Uti yang jaraknya tidak jauh dari rumahnya.
“Assalammualaikum. Uti”
“wa’alaikumsalam, silahkan masuk cantik” canda Uti.
“hehe, terima kasih tuan putri, bisakah kamu ambilkan makanan dan minuman untuk saya ?” Ega membalas candaan Uti.
“Siap, laksanakan” sambil bercanda, Uti pergi kedapur untuk mengambilkan cemilan dan minuman untuk Ega.
“Terima kasih tuan Putri, kamu baik deh” Ega terus bercanda dengan Uti mungkin karena hari ini dia sangat bahagia karena ia dan sahabatnya telah lulus.
“samasama. Apaan sih Ega”
“hehe. Oh iya jadi ceritanya setelah ini kamu mau lanjut kuliah dimana Uti ?”
“aku ngikut apa kata papa aja, katanya sih kuliah di Islamic University of Madinah yang biasa disebut universitas islam madinah, tepatnya sih di Arab Saudi”.  
“hah ? jauh banget ? kuliah dekat daerah sinikan masih banyak, kenapa mesti jauh-jauh ke Arab ?”
“iya, tapi aku ingin mengetahui lebih detil tentang islam, disana akukan bisa belajar islam lebih dalam lagi”
“kalau kamu pergi ke Arab, terus yang sering nasihati dan ceramahi aku lagi siapa dong ? aku gak mau kita jauh. Kamu jangan kuliah diluar negri dong” Ega membujuk Uti arena ia tidak ingin jauh dari sahabat karibnya itu.
“Ega… kita sama-sama sudah besar. Inilah saatnya kita berjuang untuk meraih masa depan yang cerah, kita gak mungkin terus-terusan bersama. Pastinya kita akan menjalani kehidupan kita masing-masing”
“Tapi Uti, kamu sahabatku yang paling baik, aku gak ingin kita jauh dan kamu lupa sama aku”
“Ega cantik, aku gak akan mungkin lupa sama kamu, kamu itu sahabat aku. Tenang aja deh sebulan sekali aku berusaha untuk ngasih kabar ke kamu” Uti berusaha untuk menenangkan Ega.
“Beneran yaa ?”
“JANJI” Uti berjanji  sambil mengangkat jari kelingkingnya.
“jadi kamu kapan berangkat ke Arab Saudi ?” tanya Ega dengan penuh rasa penasaran.
“kata Papa sih besok” jawab Uti santai.
“hah ? cepat banget kamu perginya ? berarti kamu gak ikut perpisahan disekolah dong ?” tanya Ega dengan kaget.
“iyaa, aku pergi bareng Papa sekalian lihat paman yang sedang sakit. Uda pasti gak ikut perpisahan, sedih sih, tapi mau gimana lagi ?” wajah Uti berubah menjadi sedih.
“yaah. Cepat banget sih kita pisahnya, ga terasa kita akan ngejalani hidup kita masing-masing, gadak lagi yang namanya jalan bareng, main bareng, belajar bareng, ketawa bareng” tanpa sadar Ega meneteskan air matanya mengingat besok ia akan berpisah jauh dari sahabat terdekatnya.
“iya, gak terasa semuanya berjalan dengan cepat. Dari kecil sampai besar kita selalu bersama-sama, nangis bareng, ketawa bareng, apapun yang kita lakukan selalu bareng. Sampai kini tibalah waktu dimana kita harus berpisah, walaupun bukan berpisah untuk selamanya” Uti juga ikut meneteskan air matanya mengingat kenangan yang pernah ia lakukan bersama sahabatnya.
            Tidak terasa hari sudah malam, setelah selesai sholat Isya’ berjama’ah dirumah Uti, Ega meminta izin kepada orang tua Uti untuk menginap dirumahnya sebelum Uti pergi ke Arab. Setelah orang tua Uti mengizinkannya, Ega langsung ikut mempersiapkan barang-barang yang harus di bawa Uti ke Arab, setelah selesai mempersiapkan barang-barang Uti segera mengajak Ega untuk tidur di kamarnya.

            Lalu apakah yang akan terjadi besok dengan keberangkatan Uti ke Arab ? simak lanjutan ceritanya yang berjudul “MENIKAH TANPA PACARAN (TA’RUF CINTA) Part IV”.

NB : Jika ada saran atau komen silahkan, akan saya terima dengan senang hati. Thanks guys :)

“MENIKAH TANPA PACARAN (TA’RUF CINTA) Part II”

Setelah sampai dipanti tersebut Uti, Ega dan pak Malik mengeluarkan kardus kardus  tersebut dari dalam mobil.
“Assalammualaikum wr. Wb” ucap Uti, Ega dan pak Malik serentak
“Walaikumsalam wr. Wb” jawab ustadz Muhammad dan istrinya yang kebetulan berada di halaman yang sedang berbincang dengan seorang pria .
“Pak… Bu. ini pakaian yang akan kami sumbangkan ke anak-anak panti” kata Uti.
“oh nak Uti sudah sampai, silahkan duduk disini saja ” pak ustadz dan istrinya mempersilahkan Uti, Ega dan Pak Malik untuk duduk
“ada tamu ya Buk de ?” Tanya pria itu ke pada istri ustadz Muhammad
“iya ini namanya Uti datang sama temannya, setiap liburan bagi rapot dia selalu datang kepanti untuk menyumbangkan pakaian yang sudah tidak di gunakan lagi namun masih layak pakai. Kenalkan nak Uti ini keponakan Ibu namanya nak Yusuf ” Istrinya ustadz Muhammad mengenalkan Uti kepada keponaakannya
“iya” jawab Uti sambil menganggugkan kepala, namun matanya tak berani memandang pria yang berada di depannya itu.
“Uti abang itu ganteng kali” bisik Ega sambil melirik pria yang bernama yusuf itu.
“hust jaga mata ” bantah Uti
“iya iyadeh”                                                                                                
“Pak..Bu.  ini Pakaiannya Cuma ada 3 dus, semoga pakaian ini bermanfaat untuk anak-anak panti ”
“Makasih ya nak Uti, pakaian ini pasti bermanfaat sekali untuk mereka” kata pak Ustadz Muhammad
“iya nak uti makasih banyak ya, mereka pasti senang menerima baju yang nak Uti berikan” kata istri pak ustadz
“amin. Yasudah kalau begitu Uti pamit pulang dulu ya Pak ustadz.. Bu uztadzah... Mas Yusuf. Assalammualaikum” Uti pamit pulang sambil menyalami Pak Ustadz dan istrinya
“Ega juga pamit pulang ya Pak..Bu.. bang Yusuf. Bang boleh minta nomer hapenya gak ?” Ega pamit pulang.
“Ega ayoo kita ke mobil” Uti menarik tangan Ega sambil tersenyum kepada Pak ustadz dan istrinya.
“yasudah Pak..Buk.. nak Yusuf saya pamit pulang juga. assalammualaikum” pak Malik juga ikut pamitan pulang
“Wa’alaikumsalam wr. wb” ucap Yusuf, Pak ustadz dan istrinya serentak.
                Uti, Ega, dan Pak Malik masuk kedalam mobil dan langsung pulang kerumah. Ketika diperjalanan  Ega sibuk menanyakan tentang pria yang bernama Yusuf tersebut kepada Uti.
“Uti, bg Yusuf itu siapa sih ? kok ganteng banget aku mau dong di kenali sama dia. Kamu kenapa tadi Cuma diem aja waktu dikenali sama bg Yusuf ? kalo aku jadi kamu, aku bakalan minta nomer Hpnya” kata Ega penasaran
“Ega, emangnya kamu tadi ga dengar apa waktu aku nasehati kamu ? kita itu harus jaga mata, hati dan pikiran kita. Aku dan mas Yusufkan bukan mukhrim jadi ga seharusnya aku berjabat tangan dengan dia, lagian aku baru saja mengenal mas Yusuf.” Jawab Uti sambil kembali menasihati Ega.
“iyaiya maaf deh, aku khilaf. ” saut Ega dengan wajah sedih.
“Uti aku mau nanya deh sama kamu ?” Tanya Ega kepada Uti.
“mau nanya apa ? langsung Tanya aja Ega” jawab Uti degan santai.
“kan kamu tidak pernah merespon laki-laki yang mendekati kamu, apalagi pacaran. Apa kamu tidak bosan atau merasa kesepian gitu ?” Ega bertanya dengan penuh rasa penasaran
“sahabatku yang cantik, ngapai harus merasa kesepian ? kan aku ada kamu sahabatku, aku juga punya keluarga yang sangat menyayangiku, dan allah juga akan tetap berada disampingku. Kalian semua menjadi penyemangat dalam hidupku ” jawab Uti sambil tersenyum.
“lalu jika terjadi apa-apa sama kamu di jalan, apa kamu tidak takut ? kalau kamu punya pacar, diakan bisa antar jemput kamu sekaligus menjaga kamu” Ega bertanya kepadaa Uti.
“tidak ada yang perlu ditakuti didunia ini selagi kita dekat dengan Allah, karena Allah akan melindungi kita dimanapun kita berada. Kitakan tidak berhak mengatur hidup seorang pria yang bukan mukhrim untuk mengantar jemput kita seperti seorang supir, dan apa yakin dia bisa menjaga kita sepenuhnya ? allah itu maha segalanya dialah penguasa langit dan bumi ini, jadi kita harus mendekatkan diri kita kepadanya dan berdoa untuk memohon perlindugan dari-nya, agar kita di lindungi dan jauh dari mara bahaya. ”
“Begitu ya Uti”

                Setelah beberapa lama Uti dan Ega berbincang-bincang, tidak terasa ternyata meraka sudah sampai di komplek Indah Garden,  tempat tinggal Uti dan Ega. Rumah Uti dan Ega bersebelahan, itulah sebabnya Ega dan Uti sangat dekat sekali. Tidak terasa sebentar lagi matahari akan berganti menjadi bulan, Uti bergegas untuk mandi setelah itu menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim yaitu Sholat maghrib. Begitu juga denga Ega, ia langsung pulang ke rumahnya dan bergegas untuk melaksanakan sholat maghrib. Setelah Ega selesai melaksanakan sholat maghrib, ia teringat dengan perkataan Uti sebelumya, ia terus merenungi perkatan-perkataan Uti yang menurutnya sangat benar, Pacaran itu tidak ada untungnya malah banyak negatifnya. Setelah beberapa jam merenungi perkataan Uti, Ega bangkit dari tempat tidurnya dan pergi menuju rak buku untuk meyusun buku-buku yang akan dibawa ke sekolah, karena besok sudah waktunya masuk sekolah lagi dan liburan telah habis.

kira-kira apakah yang akan terjadi di sekolah ? simak lanjutan ceritanya yang berjudul “MENIKAH TANPA PACARAN (TA’RUF CINTA) Part III”.

NB : Jika ada saran atau komen silahkan, akan saya terima dengan senang hati. Thanks guys :)

“MENIKAH TANPA PACARAN (TA’RUF CINTA) Part I”

“CINTA” Lima huruf tersebut pastinya sudah tidak asing lagi di telinga kita, anak muda zaman sekarang sudah terlalu banyak mengumbar kata cinta dengan pasangannya, ada yang bermaksud hanya untuk mendapatkan harta, ada yang bermaksud untuk dapat melampiaskan nafsunya, ada yag bermaksud untuk balas dendam, namun ada juga yang benar benar tulus mencintai pasangannya. Berbagai macam cara yang mereka lakukan untuk menyatakan cinta kepada pasangan mereka, ada yang menyatakan dengan janji atau omong kosong saja dan ada juga yang menyatakannya dengan membuktikan secara langsung kepada pasangannya. Di balik kata “Cinta” terdapat bumbu sebagai perasa yang harus dinikmati oleh orang  yang sedang jatuh cinta, ada rasa jenuh, ada rasa sakit, ada rasa cemburu, ada rasa rindu, dan ada rasa bahagia.
                Namun menurut aku pribadi saat ini cinta tidak ada. Yang ada hanyalah cinta allah kepada hambanya , cinta hamba kepada allah, cinta orang tua kepada anaknya, cinta anak kepada orang tuanya, dan cinta keluarga kepada keluarganya. Selebihnya cinta itu ada ketika wanita dan pria telah halal dan sah menjadi suami istri.

Sebut saja namanya Uti, anak pertama dari dua bersaudara ini sangat giat dalam belajar, sering kali dia lupa waktu makan karena tiap waktunya di sibuki dengan belajar belajar dan terus belajar, namun jerih payah yang ia lakukan setiap hari itu berbuah manis, setiap tahun Uti selalu menjadi juara umum di sekolahnya. Selain pintar dalam pelajaran, Uti memiliki sifat yang sangat baik, ramah, dan sopan. Sholat 5 waktunya juga tidak ketinggalan, kadang jika Uti sempat terbangun tengah malam dia juga suka melaksanakan sholat Tahajud. Selain pintar dan baik pula, parasnya yang cantik dan senyumnya yang manis membuat Uti menjadi wanita idaman para pria. Siapa yang tidak ingin memiliki kekasih seperti Uti wanita cantik, baik, pintar, sholehah, sudah pasti hampir seluruh pria mengharapkan untuk dapat menjadi kekasihnya. Namun meskipun banyak sekali pria yang mendambakan dirinya, tak sedikitpun terlintas dalam benaknya untuk pacaran bahkan dia tidak perduli dengan pria-pria yang mendekatinya, pria ganteng dan kaya sekalipun Uti tetap tidak merespon pria-pria itu. Karena Uti tidak pernah merespon pria-pria yang mendekatnya itu membuat sahabat-sahabatnya heran dan penasaran, sehingga sering kali sahabat-sahabat Uti menanyakan tentang pacar idaman Uti namun Uti selalu mengalihkan pembicaraan.
“Uti, aku boleh nanyak sesuatu ke kamu gak ?” Tanya Ega dengan penasaran
“boleh Ega, mau nanyak apa ? langsung aja” jawab Uti dengan santai
“sebenarnya pacar kamu anak mana sih ? jujur ya”
“Pacar ? dari pada ngomongi pacar mending kamu bantui aku masuki pakaian-pakaian ini ke kardus kardus itu, biar langsung di sumbangkan ke panti” seperti biasa jika ada yang menanyakannya mengenai pacar, Uti langsung mengailhkan pembicaraan.
“Uti ! udahdeh kamu jangan mengalihkan pembicaraan lagi. Ini uda yang kesekian kalinya kamu mengalihkan pembicaraan ketika di tanya mengenai pacar, emangnya kamu ga tertarik sama laki-laki ya ?” Tanya Ega dengan tegas.
“haha Ega..Ega kamu ada-ada aja ya. Ini ya aku tanyak ke kamu, emang apasih untungnya pacaran ? gadak kan? Yang ada malah bikin ga fokus belajar, nilai anjlok, buang-buang waktu, dan nambah-nambah D O S A ! tau !” jawab Uti sambil membereskan pakaian di kamarnya yang akan di sumbangkan ke panti nanti sore
“siapa bilang pacaran gadak untungnya, kamu belum tau sih. Pacaran itu sangat menyenangkan tau ! kita bisa merasakan betapa indah dan nikmatnya saat saat pacaran, apa yang kita mau di turuti, mau beli ini mau beli itu tinggal minta aja pasti di kasih, apa lagi ketika berduaan dengan sang pacar, romantis banget tau ! ” jawab Ega sambil membayangkan pacarnya.
“Nikamat ? Ega..Ega yang merasakan nikamatnya itu laki-laki bukan perempuan. Kamu bisa minta di belikan ini minta di belikan itu dan dia turuti semua kemauan kamu, tapi pastinya kamu juga harus nuruti permitaan diakan, maaf cakap seperti melayani nafsu dia. Kalau tidak kamu turuti pasti dia akan marah besar dan pergi mencari perempuan lain, terus ketika kamu berduaan dengan pacar minimal kamu pasti pegang tangan dia kan? Kamu tau sendiri pegangan tangan dengan yang bukan mukhrim itu dosa” jawab Uti dengan cetus
“Uti..Uti zaman sekarangkan uda biasa kayak gitu, apa lagi cuma pegang tangan doang” Ega langsung menghampiri Uti
“kamu mau ngikuti zaman? Perkembangan zaman itu gadak ada habisnya loh. Apa kamu sanggup ngikuti zaman yang kedepannya makin gak beres !”
“maksud kamu Uti ?” Tanya Ega dengan penasaran.
“Ega. Kamu ini sahabat terdekat ku, uda seharusnya aku mengatakan yang terbaik untuk kamu. Apa lagi kita sesama muslim dan sebagai seorang muslim kita harus saling membantu dan mengingatkan . kitakan sudah dewasa harusnya kamu tau bertatap tatapan dengan orang yang bukan mukhrim  saja itu sudah zina mata, kita menyimpan rasa bahkan sampai memikirkan orang yang bukan mukhrim itu sudah zina hati, lalu membincangkan lawan jenis yang bukan mukhrim dengan perasaan senang itu termasuk zina ucapan, dan berpegangan tangan dengan lawan jenis itu juga termasuk zina tangan. Mungkin bagi kamu berpegangan tangan dengan pacar sudah biasa, tapi kamu tau sendirikan nafsu syahwat laki-laki gampang sekali terpancing apa lagi jika setan datang. Mungkin di tempat ramai dia hanya memegang tangan kamu saja tapi, jika tempat itu sudah sepi setanpun datang dan secara perlahan laki-laki yang bukan mukhrim itu memeluk kamu setelah itu Ke’esokan harinya dia minta izin mencium kening kamu dengan alasan dia sangat menyayangi mu, lalu ke’esokan harinya dia minta izin mencium pipi kamu dan lama-lama turun kebawah. Kamu masih ingatkan kata guru agama, laki-laki itu di kasih pegang tangan minta peluk  di kasih peluk minta cium dan berlanjut sampai dia dapat merasakan tubuh kita dan laki-laki itu di kasih sekali ketagihan mintanya berkali-kali , tau sendirikan mulut laki-laki itu ada bisanya seperti ular yang dapat melumpuhkan mangsanya. ketika dia telah dapat merasakan tubuhmu dia akan meninggalkanmu dan mencari mangsa yang lain. Bayangkan aja deh suatu saat jika kamu punya suami lalu suami kamu menanyakan siapa saja yang telah menjajah tubuh kamu ? apa yang akan kamu katakan? berbohong ? ingat Ega ketika sudah menikah nanti surga itu berada di telapak kaki suami, apa kamu mau jadi istri durhaka karena telah membohongi suami kamu ? lagian mau berbohongpun kamu, dia tetap tau yang sebenarnya. Jika suami yang kamu dapat nanti seorang pria soleh, apa kamu tidak malu dengan apa yang kamu perbuat sebelumnya ? dan apa kamu tidak kasihan dengan orangtua kamu  yang harus menanggung dosa atas apa yang kamu lakukan dengan pacar kamu ? pikirkan itu Ega. Ingat Ega, kita ini seorang muslim harusnya kita menjauh dari apa yang telah dilarang dalam al-quran,  dan menjalankan apa yang menjadi kewajiban kita seperti apa yang ada dalam al-quran juga” Uti menatap Ega sambil menashatinya.
Hampir sepuluh menit Ega tediam setelah mendengar nasihat Uti, menurut dia apa yang di katakan Uti sangatlah benar. Akhirnya dia juga tau kenapa Uti tidak merespon laki-laki yang mendekatinya dan tau kanapa Uti tidak pacaran.
“hey jangan melamun dong, dari pada melamun mending bantui masuki pakaian ini, tinggal satu kardus lagi nih” pinta Uti kepada Ega. Tiap liburan setelah bagi rapot Uti selalu menyumbangkan pakaian kepada panti asuhan yang di urus oleh ustadz Muhammad, untuk mendapatkan pakaian-pakaian tersebut, Uti menitipkan kardus dengan tulisan ‘harap sumbangan pakaiannya untuk anak yatim’ yang ia letak di meja piket sekolahnya.
“oh.. iyaiya siap laksanakan, hehe” saut Ega

Setelah selesai membereskan pakaian yang akan di sumbangkan ke panti, Uti langsung menelpon ustadz Muhammad untuk memastikan beliau berada di panti atau tidak, setelah ia mengetahui bahwa ustadz Muhammad sedang berada di panti. Uti dan Ega langsung pergi ke panti dengan diantar oleh pak Malik supir ayahnya Uti. Perjalanan dari rumah Uti ke Panti tersebut memakan waktu hampir 30 menit. 

Lalu apakah yang akan terjadi ketika Uti, Ega dan pak Malik telah sampai di panti ? simak sambungan ceritanya yang berjudul “MENIKAH TANPA PACARAN (TA’RUF CINTA) Part II”.

Jika ada saran atau komen silahkan, akan saya terima dengan senang hati. thanks guys :)